Minggu, 24 November 2013

Dampak PTK Terhadap pembelajaran dan Profesionalisme Guru



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam PTK, guru harus bertindak sebagai pengajar sekailgus peneliti. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran. Guru adalah orang yang paling akrab dengan kelasnya, dan biasanya interaksi yang terjadi antara guru-siswa berlangsung secara unik. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan kreatif dan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di kelasnya.
PTK dapat memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena Guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan. Dengan PTK Guru menjadi lebih mandiri yang ditopang oleh rasa percaya diri, sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang patut diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan. Rasa percaya diri tersebut tumbuh sebagai akibat Guru semakin banyak mengembangkan sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman praktis. Dengan secara kontinu melakukan PTK, Guru sebagai pekerja profesional tidak akan cepat berpuas diri lalu diam di zone nyaman, melainkan selalu memiliki komitmen untuk meraih hari esok lebih baik dari hari sekarang.
Dorongan ini muncul dari rasa kepedulian untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kesehariannya. Manfaat lainnya, bahwa hasil PTK dapat dijadikan sumber masukan dalam rangka melakukan pengembangan kurikulum. Proses pengembangan kurikulum tidak bersifat netral, melainkan dipengaruhi oleh gagasan-gagasan yang saling terkait mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan, dan pembelajaran yang dihayati oleh guru di lapangan. PTK dapat membantu guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan secara empirik.
Salah satu upaya peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan cara melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara berkesinambungan. Praktik pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dapat meningkatkan profesionalisme guru (Ahmar, 2005; Jones & Song, 2005; Kirkey, 2005; McIntosh, 2005; McNeiff, 1992). Ini merupakan salah satu alasan betapa pentingnya penelitian tindakan kelas bagi seorang guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Dengan demikian bahwa, guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial maupun akademis. Dengan perkataan lain bahwa guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.
Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari penelitian tindakan kelas?
2.      Apa dampak penelitian tindakan kelas terhadap pembelajaran?
3.      Apa dampak penelitian kelas terhadap profesionalisme guru?

C.    Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, terdapat beberapa tujuan dalam pembuatan makalah diantaranya adalah:
1.         Untuk memahami pengertian dari penelitian tindakan kelas
2.         Untuk mengetahui dampak penelitian tindakan kelas terhadap pembelajaran
3.         Untuk mengetahui dampak penelitian kelas terhadap profesionalisme guru
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
PTK atau Classroom action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian Tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset-tindakan…”, yang dilakukan secara siklus, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis Penelitian Tindakan, dua di antaranya adalah individual action research dan collaborative action research (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan collaborative action research; dua-duanya merujuk pada hal yang sama.
PTK dapat memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena Guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan. Dengan PTK Guru menjadi lebih mandiri yang ditopang oleh rasa percaya diri, sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang patut diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan. Rasa percaya diri tersebut tumbuh sebagai akibat Guru semakin banyak mengembangkan sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman praktis. Dengan secara kontinu melakukan PTK, Guru sebagai pekerja profesional tidak akan cepat berpuas diri lalu diam di zone nyaman, melainkan selalu memiliki komitmen untuk meraih hari esok lebih baik dari hari sekarang.
Dorongan ini muncul dari rasa kepedulian untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kesehariannya. Manfaat lainnya, bahwa hasil PTK dapat dijadikan sumber masukan dalam rangka melakukan pengembangan kurikulum. Proses pengembangan kurikulum tidak bersifat netral, melainkan dipengaruhi oleh gagasan-gagasan yang saling terkait mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan, dan pembelajaran yang dihayati oleh guru di lapangan. PTK dapat membantu guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan secara empirik.
B.     Dampak Penelitian Tindakan Kelas terhadap Pembelajaran
Pembelajaran merupakan bagian yang sangat dominan dalam mewujudkan kualitas proses dan lulusan pendidikan. Pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru dalam mengemas dan melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik dan tepat akan memberikan kontribusi sangat dominant bagi siswa, sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit dikembangkan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pembelajaran di kelas apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik di sini berarti pihak yang terlibat (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar berarti sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian tindakan.
C.    Dampak Penelitian Kelas terhadap Profesionalisme Guru
Diberlakukannya Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, merupakan bukti pengakuan terhadap profesionalitas pekerjaan guru dan dosen semakin mantap. Terlebih lagi di dalam pasal 14 dan 15 Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.
Bagi para guru pengakuan dan penghargaan di atas harus dijawab dengan meningkatkan profesionalisme dalam bekerja. Guru tidak selayaknya bekerja as usual seperti era sebelumnya, melainkan harus menunjukkan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi. Setiap kinerjanya harus dapat dipertanggung jawabkan baik secara publik maupun akademik. Untuk itu ia harus memiliki landasan teoretik atau keilmuan yang mapan dalam melaksanakan tugasnya mengajar maupun membimbing peserta didik.
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru sudah pasti akan berhadapan dengan berbagai persoalan baik menyangkut peserta didik, subject matter, maupun metode pembelajaran. Sebagai seorang profesional, guru harus mampu membuat prefessional judgement  yang didasarkan pada data sekaligus teori yang akurat. Selain itu guru juga harus melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara terus menerus agar prestasi belajar peserta didik optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut guru harus dibekali dengan kemampuan meneliti, khususnya Penelitian Tindakan Kelas.
Profesi menunjukkan lapangan yang khusus dan mensyaratkan studi dan penguasaan khusus yang mendalam, seperti bidang hukum, militer, keperawatan, kependidikan, dan sebagainya. Pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Nana Sudjana dalam Usman, 2005:46). Profesi seseorang yang mendalami hukum adalah ahli hukum, seperti jaksa, hakim dan pengacara. Profesi seseorang yang mendalami keperawatan adalah perawat. Sementara itu, seseorang yang menggeluti dunia pendidikan (mendidik dan mengajar) adalah guru, dan berbagai profesi lainnya.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan) tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Profesi biasanya berkaitan dengan mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna.
Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya, dan menghargai serta mengembangkan dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dari lingkungan sosial serta memiliki kemampuan interaktif yang efektif. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma agama dan moral.
PTK mempunyai peranan yang sangat penting terhadap profesionalisme guru. dengan selalu melakukan refleksi diri, penelitian terhadap dirinya dalam melaksankan tugas profesionalnya, seorang guru akan senantiasa mencari cara penyelesaiannya sehingga kualitas pembelajaran yang dilaksankan guru akan akan meningkat dan berpengaruh dalam jangka panjangnya yaitu kualitas pendidikan.
1.      Dampak Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru.
Penelitian guru yang di maknai sebagai inkuiri yang dilakukan dengan sadar dan sistematik yang di lakukan di kelas atau di sekolahannya sendiri, mempunyai potensi untuk menigkatkan ekspertisnya yang dapat disumbangkan kepada masyarakat sekolah dengan berbagai perspektif  unik dalam belajar mengajar. Hasil-hasil penemuan penelitian guru terutama ditunjukan untuk digunakan dan diaplikasikan didalam konteks dimana kajian itu dilakukan, yang dapat berbentuk peningkatan kerangka kerja secara konseptual, praktik mengajar yang di rubah, atau bahkan bisa berbentuk rekonstruksi kurikulum. Walaupun peanelitian guru tidak dimaksudkan untuk kebutuhan menggenarilisasikan diluar jangkauan lokasi telaahnya, namun kenyataan menunjukan bahwa hasil penelitian guru mempunyai kontks yang berfariasi secara luas.
Guru berada dalam situasi unik, yakni pada posisi untuk mengobservasi peserta didik dalam jangka waktu yang panjang dan dibergagai situasi, serta karenanya memiliki pengatehuan dari dalam mengenai pikiran dan tindakan peserta didik, budaya kelas, sekolah, komunikasi yang kemudian dihubungakan dengan peran dan tanggung jawab guru. Namun demikian, penelitian guru sering kali diragukan validitas dan reliabilitasnya terutama dari sudut pandang akademik universitas, apakah bener penelitian guru secara teoritik grounded. Dalam tadris kajian atau penelitian di perguruan tinggi yang menggunakan paradigm kuantitatif dan interpretative, kaidah-kaidah tentang pengumpulan data, analisis data, dan pembuktian sudah baku. Penelitian diasumsikan objek dan mengambil jarak dengan objek kajian. Sedangkan dalm penelitian guru, seperti penelitian kualitataif diperguruan tinggi, bentuk dokumentasi data berupa catatan sekolah mengenai kejadian-kejadian penting, wawancara dengan berbagai pihak yang merupakan partisipan dalam penelitian,  juga didukung oleh dokumen dan benda-benda alternative yang diperlukan. Penelitian tindakan mengambil jarak dengan para subjek, melainkan terlibat secara professional dengan intensif secara emic, yaitu informasi, pengetahuan, atau alternative pihak atau orang dalam, dan yang mengumpulkannya memerlukan waktu lama. Bukan objektifitas yang dituju, melainkan subjektifitas sistematik yang mengarah kepada paradigm baru untuk mengkonstuksikan wacana dan analisis alternatif.
Apabila proses belajar dari produk mengajar menjadi tugas utama guru sepanjang hidupnya, maka asumsi-asumsi mengenai pengetahuan, inkuiri dan kolaborasi akan menghasilkan komosisi set yang berbeda. Set baru ini dihasilkan karena guru adalah mereka yang memiliki otoritas pengetahuan mengenai belajar mengajar, dan guru melakukan penelitian berdasarkan prakis mereka mengenai belajar dan mengajar melalui kata-kata dan analisis mereka. Dalam jangka waktu yang diperlukan untuk menrubah dan mengembangkan lebih lanjut, kemungkinan terbuka untuk menumbuhkan potensi menjadi mnetode yang andal, maka dengan demikian para guru juga menghasilkan pengetahuan dan teori mengenai praktek mereka (Hollingsworth,1994: 35).
Dari pengalaman melakukan penelitian, guru menyadari kekurangannya dan berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan ketrampilannhya. Guru sadar akan perlunya upaya-upaya pembaharuan atau motivasi, untuk mendukung kegiatan-kegiatan perbaikan. Melalui pengalaman melakukan penelitian, guru memahami hubungan antara gagasan atau teori kesehariannya, dan kesadaran ini akan menumbuhkan rasa percaya diri pada  guru, yang apabila terus dikembangkan menjadi rasa hargadiri. Dalam kondisi umum guru di tanah air dewasa ini, yang kedudukan nya terpuruk dilihat dari sudut pendapatan dan status social, maka tumbuhnya rasa percaya diri dan harga diri merupakan suatu modal kearah perbaikan kearah perbaikan posisi guru. Pendidikan sebagai profesi, seperti halnya kedokteran dan hokum bagi dokter atau pengacara, akan meningkatkan baik pendapatan maupun status social guru yang professional.
2.      Dampak penelitian tindakan kelas bagi dosen
Asumsi umum dan praktek sehari-hari di perguruan tinggi menganggap teori pendidikan diciptakan oleh para penelitian pendidikan dan diaplikasikan oleh para praktisi. Sedemikian luasnya wacana mengenai belajar mahasiswa dan pendidikan orang dewasa, namaun kenyataan menunjukan bahwa para umunnya ceramah da ujian merupakan metode yang dipakai. Walaupun kemajuan telah banyak disumbangkan oleh teori-teori pendidikan bagi pengembangan body of knowledge,akan tetapi kecil dampaknya terhadap pembelajaran sehari-hari di perguruan tinggi.  Para dosen menjadi terlalu sibuk dengan tugas-tugas memberikan kuliah, melakukan penelitian di bidangnya, dan mengerjakan pengabdian kepada masyarakat, samapi mereka kurang memperhatikan penemuan-penemuan baru dalam teori pendidikan, prinsip-prinsip dan metode pembelajaran, yang sudah bnayak digelar dalam buku-buku atau jurnal pendidikan.
Penelitian tindakan kelas diperguruan tinggi akan dapat mengubah situasi-situasi perkuliahan yang demikian, karena penelitian tindakan kelas bertujuan, antara lain:
a.         Meningkatkan kualitas pembelajaran dan ketrampilan professional para dosen.
b.        Menyumbangkan pengetahuan dengan menumbuhkan dari bawah atau ‘generating’ atau ‘grounded’ teori ilmu pengetahuan (Glezer dan Strauss, 1971), penelitian dan publikasi.
c.         Mendokumentasikan model pembelajaran yang baik (Zuber-Skerritt, 1992:1).

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan para dosen diperguruan tinggi akan sangat berguna bagi penyesuaian belajar para mahasiswa pemula, yang harus mengubah pola belajar dan buaya akademik mereka dari mereka yang pernah didapatkannya di sekolah menengah umum dengan tuntutan baru di perguruan tinggi. Apabila diteliti latara belakang para mahasiswa baru ini, maka akan terlihat bahwa mereka berasal dari awal dari yang ekonomi-budayanya, dan kebiasaan belajar. Perbaikan sistem dan rekrutmen, prosedur untuk mempertahankan mutu , dan bimbingan kesulitan belajar tidak menghilangkan persoalan-persoalan disekitar penyesuaian belajar mereka di[erguruan tinggi, yang memiliki pola dan budaya yang berbeda.
Seperti telah disebutkan diatas, pertama-tama yang perlu mendapat perhatian dari para mahasiswa pemula adalah mengubah sikap ketergantungan menjadi sikap yang lebih mandiri, karena banyak akses terhadap informasi pengetahuan di perguruan yang lebih tergantung dari prakarsa dan kreativitas individual di samping kerjasama mahasiswa secara kolektif. Untuk belajar kemandirian inilah, para mahasiswa pemula membutuhkan pembelajaran pengetahuan dan ketrampilan khas perguruan tinggi, seperti:
a.         Kemampuan membaca buku, menuliskan laporan bab, seluruh buku dan analisnya.
b.        Kemampuan menggunakan perpustakaan
c.         Kemampuan untuk berdiskusi, berdebat, adu argumentasi, dan menyadari dianamika kelompok dengan mengidentifikasi unsur-unsur dukungan dan tantangan agar diskusi berkembang menjadi model pembelajaran yang efektif.
d.        Ketrampilan study lainnya seperti mengerjakan tugas, kerja kelompok, persentasi, menghadapi ujian, membagi waktu, dan sebaginya.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui bentuk loka karya atau workshop akan dampak positif terhadap kemajuan para mahasiswa pemula, terutama dalam perubahan sikap belajar mereka, antara lain:
1)        Adanya peningkatan dalam kemapuan mahasiswa menganalisis permasalahan yang kompleks, dengan terlebih dahulu membaginya kedalam beberapa masalah kecil dengan solusinya, untuk kemudaian membuat rangkuman solusi untuk masalah besarnya.
2)        Meningkatkan efektifitas kerjasama dan kerja individual dalam mencari solusi untuk memecahkan permasalahan
3)        Membantu para mahasiswa pemula untuk berani mengemukakan gagasan berargumentasi, dan membela pendirian tanpa kehilangan wawasan keseluruhan, dan mengkritik gagasan orang lain secara konstruktif.
4)        Membantu pata mahasiswa pemula mengembangkan pengetahuan mereka secara menyeluyuh  dari pengetahuan awal mereka yang tadinya terpilah-pilah.
Penelitian tindakan kelas juga sangat membantu para mahasiswa pasca sarjana dalam belajarnya. Selama ini asumsi-asumsi yang berkembang adalah bahwa para mahasiswa sudah menguasai kemampuan meneliti dan ketrampilan dasar menulis pada waktu mereka belajar di S-1 atau S-2 (yang mencakup meluaskan wacana, membuat catatan, menulis esay, mencari solusi masalah, mencari dan me-retrieve informasi). Dalam penggunaan penelitian tindakan kelas akan mendapatakan pemecahan sebagai permasalahan studybyang dihadapi, antara lain di dalam kemampuan dan keterampilan mahasiswa meniliti dengan penelitian tindakan kelas. Apabila pengguna penelitian tindakan kelas di pasca sarjana masih besar, maka alangkah baiknya atau idealnya kalo bentuk penelitian tindakan kelas ini diintregasikan kedalam perkuliahan atau course content mereka (Zuber-Skerritt,1992:35) atau dilatihkan  melalui lokakarya dan akademik lainya. Melalui cara-cara ini para mahasiswa pascasarjana akan mendapat perayaan dalam proses studinya yang diharapkan akan mengurangi keterlambatan, yaitu belajar bagaimana ia seharusnya belajar (learning how to learn) metode penelitian agar mendapatkan hasil yang baik

BAB  III
KESIMPULAN

Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya. Dalam setiap kegiatan, guru diharapkan dapat mencermati kekurangan dan mencari berbagai upaya sebagai pemecahan.
Dengan demikian, PTK mempunyai peranan yang sangat penting terhadap profesionalisme guru. dengan selalu melakukan refleksi diri, penelitian terhadap dirinya dalam melaksankan tugas profesionalnya, seorang guru akan senantiasa mencari cara penyelesaiannya sehingga kualitas pembelajaran yang dilaksankan guru akan akan meningkat dan berpengaruh dalam jangka panjangnya yaitu kualitas pendidikan.
Dengan profesionalisme guru, maka guru masa depan tidak tampil lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, tetapi beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (councelor), dan manajer belajar (learning manager)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.


Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. 2008. Desain Penelitian Tindakan. http://w.w.w.ditplb.or.id.


Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Fokusmedia


Usman, Moh. Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.






2 komentar:

odieraak mengatakan...

Man's Titanium Wedding bands from the band
Man's Titanium titanium rainbow quartz Wedding band from the band. Get your microtouch titanium trim walmart personalized wedding band in the photo micro titanium trim collection here. titanium steel Join the titanium hair search.

seso mengatakan...

we225 alexander mcqueen taske,stockx israel,palladiummontreal,lowa apavi,keen quebec,asics montreal,goatshoesireland,alexandermcqueensouthafrica,teva canada xc535