BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
PTK, guru harus bertindak sebagai pengajar sekailgus peneliti. Fokus penelitian
berupa kegiatan pembelajaran. Guru adalah orang yang paling akrab dengan
kelasnya, dan biasanya interaksi yang terjadi antara guru-siswa berlangsung
secara unik. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan kreatif dan inovatif
yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di
kelasnya.
PTK dapat
memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah,
karena Guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan. Dengan PTK Guru menjadi lebih
mandiri yang ditopang oleh rasa percaya diri, sehingga secara keilmuan menjadi
lebih berani mengambil prakarsa yang patut diduganya dapat memberikan
manfaat perbaikan. Rasa percaya diri tersebut tumbuh sebagai akibat Guru
semakin banyak mengembangkan sendiri pengetahuannya berdasarkan
pengalaman praktis. Dengan secara kontinu melakukan PTK, Guru sebagai
pekerja profesional tidak akan cepat berpuas diri lalu diam di zone nyaman,
melainkan selalu memiliki komitmen untuk meraih hari esok lebih baik dari
hari sekarang.
Dorongan ini
muncul dari rasa kepedulian untuk memecahkan masalah-masalah praktis
dalam kesehariannya. Manfaat lainnya, bahwa hasil PTK dapat dijadikan
sumber masukan dalam rangka melakukan pengembangan kurikulum. Proses
pengembangan kurikulum tidak bersifat netral, melainkan dipengaruhi oleh
gagasan-gagasan yang saling terkait mengenai hakikat pendidikan,
pengetahuan, dan pembelajaran yang dihayati oleh guru di lapangan. PTK dapat
membantu guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan secara empirik.
Salah satu
upaya peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan cara melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara berkesinambungan. Praktik pembelajaran
melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dapat
meningkatkan profesionalisme guru (Ahmar, 2005; Jones & Song, 2005; Kirkey,
2005; McIntosh, 2005; McNeiff, 1992). Ini merupakan salah satu alasan betapa pentingnya penelitian tindakan
kelas bagi seorang guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Profesionalisme
guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan
kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan
pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Dengan demikian bahwa, guru
yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk
melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini meliputi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi,
sosial maupun akademis. Dengan perkataan lain bahwa guru profesional adalah
orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan
sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan
baik serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.
Guru
yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang
ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga
ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari penelitian tindakan kelas?
2.
Apa dampak penelitian tindakan kelas terhadap pembelajaran?
3.
Apa dampak penelitian kelas terhadap profesionalisme guru?
C. Tujuan
Dari
rumusan masalah diatas, terdapat beberapa tujuan dalam pembuatan makalah
diantaranya adalah:
1.
Untuk memahami pengertian dari
penelitian tindakan kelas
2.
Untuk mengetahui dampak penelitian
tindakan kelas terhadap pembelajaran
3.
Untuk mengetahui dampak penelitian kelas terhadap profesionalisme guru
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Sebuah penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merencanakan,
melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang berkeinginan memperbaiki
dan meningkatkan mutu pembelajarannya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan.
PTK
atau Classroom action research (CAR) adalah action research yang
dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian Tindakan pada hakikatnya
merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset-tindakan…”, yang
dilakukan secara siklus, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu
terpecahkan. Ada beberapa jenis Penelitian Tindakan, dua di antaranya adalah individual
action research dan collaborative action research (CAR). Jadi CAR
bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan collaborative
action research; dua-duanya merujuk pada hal yang sama.
PTK
dapat memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari
bawah, karena Guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan. Dengan PTK Guru
menjadi lebih mandiri yang ditopang oleh rasa percaya diri, sehingga
secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang patut
diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan. Rasa percaya diri tersebut
tumbuh sebagai akibat Guru semakin banyak mengembangkan sendiri
pengetahuannya berdasarkan pengalaman praktis. Dengan secara kontinu melakukan
PTK, Guru sebagai pekerja profesional tidak akan cepat berpuas diri lalu diam
di zone nyaman, melainkan selalu memiliki komitmen untuk meraih hari
esok lebih baik dari hari sekarang.
Dorongan
ini muncul dari rasa kepedulian untuk memecahkan masalah-masalah praktis
dalam kesehariannya. Manfaat lainnya, bahwa hasil PTK dapat dijadikan
sumber masukan dalam rangka melakukan pengembangan kurikulum. Proses
pengembangan kurikulum tidak bersifat netral, melainkan dipengaruhi oleh
gagasan-gagasan yang saling terkait mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan,
dan pembelajaran yang dihayati oleh guru di lapangan. PTK dapat membantu
guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan secara empirik.
B. Dampak Penelitian Tindakan Kelas terhadap Pembelajaran
Pembelajaran
merupakan bagian yang sangat dominan dalam mewujudkan kualitas proses dan
lulusan pendidikan. Pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru dalam
mengemas dan melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan
dengan baik dan tepat akan memberikan kontribusi sangat dominant bagi siswa,
sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara yang tidak baik akan
menyebabkan potensi siswa sulit dikembangkan.
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan
pembelajaran di kelas apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.
Diimplementasikan dengan baik di sini berarti pihak yang terlibat (guru)
mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan
dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat
mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.
Diimplementasikan dengan benar berarti sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian
tindakan.
C. Dampak Penelitian Kelas terhadap Profesionalisme Guru
Diberlakukannya
Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, merupakan bukti
pengakuan terhadap profesionalitas pekerjaan guru dan dosen semakin mantap.
Terlebih lagi di dalam pasal 14 dan 15 Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa
guru berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial, meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji,
serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional,
tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai
guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.
Bagi
para guru pengakuan dan penghargaan di atas harus dijawab dengan meningkatkan
profesionalisme dalam bekerja. Guru tidak selayaknya bekerja as usual
seperti era sebelumnya, melainkan harus menunjukkan komitmen dan tanggung jawab
yang tinggi. Setiap kinerjanya harus dapat dipertanggung jawabkan baik secara
publik maupun akademik. Untuk itu ia harus memiliki landasan teoretik atau
keilmuan yang mapan dalam melaksanakan tugasnya mengajar maupun membimbing
peserta didik.
Dalam
kegiatan pembelajaran, seorang guru sudah pasti akan berhadapan dengan berbagai
persoalan baik menyangkut peserta didik, subject matter, maupun metode
pembelajaran. Sebagai seorang profesional, guru harus mampu membuat prefessional
judgement yang didasarkan pada data sekaligus teori yang akurat.
Selain itu guru juga harus melakukan peningkatan mutu pembelajaran secara terus
menerus agar prestasi belajar peserta didik optimal. Untuk mewujudkan hal
tersebut guru harus dibekali dengan kemampuan meneliti, khususnya Penelitian
Tindakan Kelas.
Profesi
menunjukkan lapangan yang khusus dan mensyaratkan studi dan penguasaan khusus
yang mendalam, seperti bidang hukum, militer, keperawatan, kependidikan, dan
sebagainya. Pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya
dapat dilakukan oleh mereka khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan
yang dilakukan oleh mereka karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Nana
Sudjana dalam Usman, 2005:46). Profesi seseorang yang mendalami hukum adalah
ahli hukum, seperti jaksa, hakim dan pengacara. Profesi seseorang yang
mendalami keperawatan adalah perawat. Sementara itu, seseorang yang menggeluti
dunia pendidikan (mendidik dan mengajar) adalah guru, dan berbagai profesi
lainnya.
Berdasarkan
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu keahlian (skill)
dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan kompetensi
(pengetahuan, sikap dan keterampilan) tertentu secara khusus yang diperoleh
dari pendidikan akademis yang intensif. Profesi biasanya berkaitan dengan mata
pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian profesi
guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran,
dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi
kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai
pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam
pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara
efektif dan efisien serta berhasil guna.
Guru
yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang
ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu juga
ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya.
Guru yang profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab
sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan
agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial,
intelektual, moral dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang
mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya, dan
menghargai serta mengembangkan dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan
melalui kompetensi guru dari lingkungan sosial serta memiliki kemampuan
interaktif yang efektif. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui
penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk menunjang tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui
penampilan guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak
menyimpang dari norma agama dan moral.
PTK
mempunyai peranan yang sangat penting terhadap profesionalisme guru. dengan
selalu melakukan refleksi diri, penelitian terhadap dirinya dalam melaksankan
tugas profesionalnya, seorang guru akan senantiasa mencari cara penyelesaiannya
sehingga kualitas pembelajaran yang dilaksankan guru akan akan meningkat dan
berpengaruh dalam jangka panjangnya yaitu kualitas pendidikan.
1.
Dampak Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru.
Penelitian guru yang di
maknai sebagai inkuiri yang dilakukan dengan sadar dan sistematik yang di
lakukan di kelas atau di sekolahannya sendiri, mempunyai potensi untuk
menigkatkan ekspertisnya yang dapat disumbangkan kepada masyarakat sekolah
dengan berbagai perspektif unik dalam
belajar mengajar. Hasil-hasil penemuan penelitian guru terutama ditunjukan
untuk digunakan dan diaplikasikan didalam konteks dimana kajian itu dilakukan,
yang dapat berbentuk peningkatan kerangka kerja secara konseptual, praktik
mengajar yang di rubah, atau bahkan bisa berbentuk rekonstruksi kurikulum.
Walaupun peanelitian guru tidak dimaksudkan untuk kebutuhan menggenarilisasikan
diluar jangkauan lokasi telaahnya, namun kenyataan menunjukan bahwa hasil
penelitian guru mempunyai kontks yang berfariasi secara luas.
Guru berada dalam situasi
unik, yakni pada posisi untuk mengobservasi peserta didik dalam jangka waktu
yang panjang dan dibergagai situasi, serta karenanya memiliki pengatehuan dari
dalam mengenai pikiran dan tindakan peserta didik, budaya kelas, sekolah,
komunikasi yang kemudian dihubungakan dengan peran dan tanggung jawab guru.
Namun demikian, penelitian guru sering kali diragukan validitas dan
reliabilitasnya terutama dari sudut pandang akademik universitas, apakah bener
penelitian guru secara teoritik grounded.
Dalam tadris kajian atau penelitian di perguruan tinggi yang menggunakan
paradigm kuantitatif dan interpretative, kaidah-kaidah tentang pengumpulan
data, analisis data, dan pembuktian sudah baku. Penelitian diasumsikan objek
dan mengambil jarak dengan objek kajian. Sedangkan dalm penelitian guru,
seperti penelitian kualitataif diperguruan tinggi, bentuk dokumentasi data
berupa catatan sekolah mengenai kejadian-kejadian penting, wawancara dengan
berbagai pihak yang merupakan partisipan dalam penelitian, juga didukung oleh dokumen dan benda-benda
alternative yang diperlukan. Penelitian tindakan mengambil jarak dengan para
subjek, melainkan terlibat secara professional dengan intensif secara emic, yaitu informasi, pengetahuan, atau
alternative pihak atau orang dalam, dan yang mengumpulkannya memerlukan waktu
lama. Bukan objektifitas yang dituju, melainkan subjektifitas sistematik yang
mengarah kepada paradigm baru untuk mengkonstuksikan wacana dan analisis
alternatif.
Apabila proses belajar dari
produk mengajar menjadi tugas utama guru sepanjang hidupnya, maka asumsi-asumsi
mengenai pengetahuan, inkuiri dan kolaborasi akan menghasilkan komosisi set
yang berbeda. Set baru ini dihasilkan karena guru adalah mereka yang memiliki
otoritas pengetahuan mengenai belajar mengajar, dan guru melakukan penelitian
berdasarkan prakis mereka mengenai belajar dan mengajar melalui kata-kata dan
analisis mereka. Dalam jangka waktu yang diperlukan untuk menrubah dan
mengembangkan lebih lanjut, kemungkinan terbuka untuk menumbuhkan potensi
menjadi mnetode yang andal, maka dengan demikian para guru juga menghasilkan pengetahuan
dan teori mengenai praktek mereka (Hollingsworth,1994: 35).
Dari pengalaman melakukan
penelitian, guru menyadari kekurangannya dan berusaha untuk memperbaiki dan
meningkatkan ketrampilannhya. Guru sadar akan perlunya upaya-upaya pembaharuan
atau motivasi, untuk mendukung kegiatan-kegiatan perbaikan. Melalui pengalaman
melakukan penelitian, guru memahami hubungan antara gagasan atau teori
kesehariannya, dan kesadaran ini akan menumbuhkan rasa percaya diri pada guru, yang apabila terus dikembangkan menjadi
rasa hargadiri. Dalam kondisi umum guru di tanah air dewasa ini, yang kedudukan
nya terpuruk dilihat dari sudut pendapatan dan status social, maka tumbuhnya
rasa percaya diri dan harga diri merupakan suatu modal kearah perbaikan kearah
perbaikan posisi guru. Pendidikan sebagai profesi, seperti halnya kedokteran
dan hokum bagi dokter atau pengacara, akan meningkatkan baik pendapatan maupun
status social guru yang professional.
2.
Dampak
penelitian tindakan kelas bagi dosen
Asumsi umum dan praktek sehari-hari di perguruan tinggi menganggap
teori pendidikan diciptakan oleh para penelitian pendidikan dan diaplikasikan
oleh para praktisi. Sedemikian luasnya wacana mengenai belajar mahasiswa dan
pendidikan orang dewasa, namaun kenyataan menunjukan bahwa para umunnya ceramah
da ujian merupakan metode yang dipakai. Walaupun kemajuan telah banyak
disumbangkan oleh teori-teori pendidikan bagi pengembangan body of knowledge,akan tetapi kecil dampaknya terhadap pembelajaran
sehari-hari di perguruan tinggi. Para dosen
menjadi terlalu sibuk dengan tugas-tugas memberikan kuliah, melakukan
penelitian di bidangnya, dan mengerjakan pengabdian kepada masyarakat, samapi
mereka kurang memperhatikan penemuan-penemuan baru dalam teori pendidikan,
prinsip-prinsip dan metode pembelajaran, yang sudah bnayak digelar dalam
buku-buku atau jurnal pendidikan.
Penelitian tindakan kelas diperguruan tinggi akan dapat mengubah
situasi-situasi perkuliahan yang demikian, karena penelitian tindakan kelas
bertujuan, antara lain:
a.
Meningkatkan
kualitas pembelajaran dan ketrampilan professional para dosen.
b.
Menyumbangkan
pengetahuan dengan menumbuhkan dari bawah atau ‘generating’ atau ‘grounded’
teori ilmu pengetahuan (Glezer dan Strauss, 1971), penelitian dan publikasi.
c.
Mendokumentasikan
model pembelajaran yang baik (Zuber-Skerritt, 1992:1).
Penelitian
tindakan kelas yang dilakukan para dosen diperguruan tinggi akan sangat berguna
bagi penyesuaian belajar para mahasiswa pemula, yang harus mengubah pola
belajar dan buaya akademik mereka dari mereka yang pernah didapatkannya di
sekolah menengah umum dengan tuntutan baru di perguruan tinggi. Apabila
diteliti latara belakang para mahasiswa baru ini, maka akan terlihat bahwa
mereka berasal dari awal dari yang ekonomi-budayanya, dan kebiasaan belajar.
Perbaikan sistem dan rekrutmen, prosedur untuk mempertahankan mutu , dan
bimbingan kesulitan belajar tidak menghilangkan persoalan-persoalan disekitar
penyesuaian belajar mereka di[erguruan tinggi, yang memiliki pola dan budaya
yang berbeda.
Seperti
telah disebutkan diatas, pertama-tama yang perlu mendapat perhatian dari para
mahasiswa pemula adalah mengubah sikap ketergantungan menjadi sikap yang lebih
mandiri, karena banyak akses terhadap informasi pengetahuan di perguruan yang
lebih tergantung dari prakarsa dan kreativitas individual di samping kerjasama
mahasiswa secara kolektif. Untuk belajar kemandirian inilah, para mahasiswa
pemula membutuhkan pembelajaran pengetahuan dan ketrampilan khas perguruan
tinggi, seperti:
a.
Kemampuan
membaca buku, menuliskan laporan bab, seluruh buku dan analisnya.
b.
Kemampuan
menggunakan perpustakaan
c.
Kemampuan untuk
berdiskusi, berdebat, adu argumentasi, dan menyadari dianamika kelompok dengan
mengidentifikasi unsur-unsur dukungan dan tantangan agar diskusi berkembang
menjadi model pembelajaran yang efektif.
d.
Ketrampilan
study lainnya seperti mengerjakan tugas, kerja kelompok, persentasi, menghadapi
ujian, membagi waktu, dan sebaginya.
Penelitian
tindakan kelas yang dilakukan melalui bentuk loka karya atau workshop akan
dampak positif terhadap kemajuan para mahasiswa pemula, terutama dalam
perubahan sikap belajar mereka, antara lain:
1)
Adanya
peningkatan dalam kemapuan mahasiswa menganalisis permasalahan yang kompleks,
dengan terlebih dahulu membaginya kedalam beberapa masalah kecil dengan
solusinya, untuk kemudaian membuat rangkuman solusi untuk masalah besarnya.
2)
Meningkatkan
efektifitas kerjasama dan kerja individual dalam mencari solusi untuk
memecahkan permasalahan
3)
Membantu para
mahasiswa pemula untuk berani mengemukakan gagasan berargumentasi, dan membela
pendirian tanpa kehilangan wawasan keseluruhan, dan mengkritik gagasan orang
lain secara konstruktif.
4)
Membantu pata
mahasiswa pemula mengembangkan pengetahuan mereka secara menyeluyuh dari pengetahuan awal mereka yang tadinya
terpilah-pilah.
Penelitian tindakan kelas
juga sangat membantu para mahasiswa pasca sarjana dalam belajarnya. Selama ini
asumsi-asumsi yang berkembang adalah bahwa para mahasiswa sudah menguasai
kemampuan meneliti dan ketrampilan dasar menulis pada waktu mereka belajar di
S-1 atau S-2 (yang mencakup meluaskan wacana, membuat catatan, menulis esay,
mencari solusi masalah, mencari dan
me-retrieve informasi). Dalam penggunaan penelitian tindakan kelas akan
mendapatakan pemecahan sebagai permasalahan studybyang dihadapi, antara lain di
dalam kemampuan dan keterampilan mahasiswa meniliti dengan penelitian tindakan
kelas. Apabila pengguna penelitian tindakan kelas di pasca sarjana masih besar,
maka alangkah baiknya atau idealnya kalo bentuk penelitian tindakan kelas ini
diintregasikan kedalam perkuliahan atau course content mereka
(Zuber-Skerritt,1992:35) atau dilatihkan
melalui lokakarya dan akademik lainya. Melalui cara-cara ini para
mahasiswa pascasarjana akan mendapat perayaan dalam proses studinya yang diharapkan
akan mengurangi keterlambatan, yaitu belajar bagaimana ia seharusnya belajar
(learning how to learn) metode penelitian agar mendapatkan hasil yang baik
BAB III
KESIMPULAN
Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu
dituntut untuk melakukan upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi
berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya. Dalam
setiap kegiatan, guru diharapkan dapat mencermati kekurangan dan mencari
berbagai upaya sebagai pemecahan.
Dengan demikian, PTK mempunyai peranan yang sangat penting
terhadap profesionalisme guru. dengan selalu melakukan refleksi diri,
penelitian terhadap dirinya dalam melaksankan tugas profesionalnya, seorang
guru akan senantiasa mencari cara penyelesaiannya sehingga kualitas
pembelajaran yang dilaksankan guru akan akan meningkat dan berpengaruh dalam
jangka panjangnya yaitu kualitas pendidikan.
Dengan profesionalisme guru, maka guru masa depan tidak
tampil lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama
ini, tetapi beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (councelor), dan
manajer belajar (learning manager)
DAFTAR PUSTAKA
Aqib,
Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Direktorat
Pembinaan Sekolah Luar Biasa. 2008. Desain Penelitian Tindakan. http://w.w.w.ditplb.or.id.
Republik
Indonesia. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Bandung:
Fokusmedia
Usman,
Moh. Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2 komentar:
Man's Titanium Wedding bands from the band
Man's Titanium titanium rainbow quartz Wedding band from the band. Get your microtouch titanium trim walmart personalized wedding band in the photo micro titanium trim collection here. titanium steel Join the titanium hair search.
we225 alexander mcqueen taske,stockx israel,palladiummontreal,lowa apavi,keen quebec,asics montreal,goatshoesireland,alexandermcqueensouthafrica,teva canada xc535
Posting Komentar